Hadits Puasa Sya'ban
01.22
Tanya:
Pertanyaan
dari @ulul_ilmi via twitter: ada hadits khusus yg men-sunnahkan Puasa Sya'ban
(Nisfu Sya'ban) ??
Jawab:
Dianjurkan
memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Terdapat riwayat bahwa Nabi
sallallahu’alaihi wa sallam sering berpuasa di bulan Sya’ban.
Diriwayatkan
oleh Ahmad, 26022. Abu Daud, 2336. Nasa’i, 2175. Ibnu Majah, 1648 dari Ummu
Salamah radhiallahu anha berkata: ”Aku tidak melihat Rasulullah sallahu’alaihi
wa sallam berpuasa dua bulan secara berurutan kecuali beliau melanjutkan bulan
Sya’ban dengan Ramadhan."
Dalam
riwayat Abu Daud (dikatakan), "Sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa
sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh dalam setahun kecuali pada bulan
Sya’ban dilanjutkan ke Ramadhan." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih
Abu Daud, no. 2048)
Dalam
hadits ini tampak bahwa Nabi sallallahu alaihi wa salam biasanya berpuasa bulan
Sya’ban penuh. Akan tetapi ada (hadits) lain bahwa Nabi
sallallahu alaihi wa sallam biasanya berpuasa pada bulan Sya’ban kecuali
sedikit.
Diriwayatkan
oleh Muslim, 1156, dari Abu Salamah dia berkata, saya bertanya kepada
Aisyah rardhiallahu anha tentang puasanya Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Dia
menjawab:
كَانَ يَصُومُ حَتَّى
نَقُولَ قَدْ صَامَ ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ قَدْ أَفْطَرَ ، وَلَمْ أَرَهُ
صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ ، كَانَ
يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ ، كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلا قَلِيلا (رواه مسلم،
رقم 1156)
"Beliau
biasanya berpuasa sampai kami mengatakan sungguh telah berpuasa (terus). Dan
beliau berbuka sampai kami mengatakan sungguh beliau telah berbuka. Dan aku
tidak melihat beliau berpuasa yang lebih banyak dibandingkan
pada bulan Sya’ban. Biasanya beliau berpuasa pada bulan Sya’ban semuanya, dan
biasanya beliau berpuasa pada bulan sya’ban kecuali sedikit." (HR. Muslim)
Para
ulama berbeda pendapat dalam mengkompromikan dua hadits ini,
Sebagian
mereka berpendapat hal ini terkait dengan perbedaan waktu. Pada sebagian
tahun beliau sallallahu alaihi wa sallam berpuasa Sya’ban secara
penuh. Dan pada sebagian tahun lainnya beliau sallallahu alaihi wa salam
berpuasa kecuali sedikit (yang tidak berpuasa). Pendapat ini adalah pilihan
Syekh Ibnu Baz rahimahullah." (Silakan lihat Majmu Fatawa Syekh Ibnu Baz,
15/416).
Sebagian
lainnya berpendapat, bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam tidak pernah
berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan. Sementara hadits Ummu Salamah
maksudnya adalah berpuasa bulan Sya’ban kecuali sedikit (yang tidak berpuasa).
Mereka mengatakan bahwa dari sisi bahasa kalau seseorang sering berpuasa,
dibolehkan mengatakan berpuasa sebulan penuh.
Al-Hafiz
berkata: “Sesungguhnya hadits Aisyah menjelaskan bahwa maksud dari hadits Ummu
Salamah, bahwa Beliau sallallahu alaihi wa sallam tidak berpuasa dalam setahun
sebulan penuh kecuali Sya’ban bersambung dengan Ramadhan.” Yakni bahwa beliau
lebih banyak berpuasanya. At-Tirmizi mengutip dari Ibnu Mubarak
sesungguhnya beliau berkata, "Dalam bahasa Arab dibolehkan mengatakan
telah berpuasa sebulan penuh bagi orang yang berpuasa pada sebagian besar
hari dalam satu bulan tersebut."
Ath-Thayyiby
berkata, dimungkinkan beliau sekali berpuasa Sya’ban secara penuh, dan di lain
waktu berpuasa sering dalam bulan itu, agar tidak disimpulkan kalau hal
itu wajib dilakukan sebulan penuh, seperti Ramadhan. Kemudian Al-Hafiz
mengomentari, "Pendapat pertama lebih tepat."
Maksudnya
bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam tidak melakukan puasa Sya’ban sebulan
penuh. Dengan dalil riwayat Muslim, no. 746 dari Aisyah radhiallahu anha,
belaiu berkata, "Tidak aku ketahui bahwa Nabi sallallahu alaihi wa
sallam membaca Al-Qur’an semalam penuh, tidak juga melakukan shalat malam
sampai subuh. Dan tidak berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan."
Begitu
juga berdasarkan riwayat Bukhari, no. 1971 dan Muslim, no. 1157 dari Ibnu Abbas
radhiallahu anhuma dia berkata, "Nabi sallallahu alahi wa sallam tidak
pernah berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan."
As-Sindy
berkata dalam menjelaskan hadits Ummu Salamah, “Teks 'Melanjutkan (puasa)
Sya’ban ke Ramadhan’ yakni berpuasa di kedua bulan. Yang tampak dari teks
tersebut adalah berpuasa Sya’ban sebulan penuh. Akan tetapi terdapat riwayat
yang menunjukkan sebaliknya. Oleh karena itu dipahami bahwa beliau
berpuasa pada sebagian besar harinya, sehingga seakan-akan beliau
berpuasa penuh dan bersambung ke bulan Ramadhan."
Kalau
dikatakan, apa hikmahnya memperbanyak berpuasa di bulan Sya’ban? Maka
jawabannya adalah perkataan Al-Hafidz: “Yang lebih tepat apa yang diriwayatkan
oleh Nasa’i dan Abu Daud serta dishahihkan oleh Ibnu Huzaimah dari Usamah bin
Zaid, dia berkata, saya bertanya: “Wahai Rasulullah, aku tidak melihat engkau
(sering) berpuasa dalam satu bulan seperti engkau berpuasa di bulan
Sya’ban?" Beliau bersabda: “Itu adalah bulan yang kebanyakan orang
melalaikannya yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Yaitu bulan
yang di dalamnya di angkat amalan-amalan kepada Allah, Tuhan seluruh alam. Maka
aku ingin amalanku di angkat, aku dalam kondisi berpuasa.” (Dinyatakan
hasan oleh Al-Albany dalam Shahih An-Nasa’i, no. 2221)
Sumber: islamqa.info
0 komentar