Lima Hal yang berkaitan antara Islam - Eropa.

02.39


Berikut lima Rahasia Islam di Eropa yang belum diketahui banyak orang. Beberapa di antaranya sangat unik dan menarik, namun ada juga yang benar-benar dapat mengerutkan dahi Anda, terkait dengan sejarah Islam-Eropa.

Bendera Dinasti Utsmani dan Sarapan di Eropa
Di Wina, ibukota Austria, masyarakat sana memiliki kebiasaan menyantap makan pagi dengan hidangan kue yang disebut 'Continental (Eropa) Breakfast'. Menurut legenda, kue ini dirancang oleh tukang roti terkenal Wina setelah upaya pemerintah Austria gagal merebut Turki.
Dan, bentuk kue itu persis seperti gambar yang ada dalam bendera Dinasti Utsmani, yakni bulan sabit dan bintang dengan perpaduan antara warna merah dan putih. Cincin tebal di bagian tengah kue, terlihat seperti mencengkram bulan sabit untuk melambangkan kekuasaan atas Islam.
Meskipun kisah ini sering dianggap mengada-ngada, namun, kini Tharik Hussain mengaku telah mengalami sensasi yang berbeda setiap makan kue itu.

Shampo dan Kari
Terkadang kita tidak sempat memikirkan dari mana asal usul shampo. Padahal, setelah ditelisik, shampo ternyata memiliki peran penting dalam menghubungkan dua dunia.
Konon, untuk pertama kalinya, shampo ada di Eropa berkat seorang dokter bernama Sake Dean Mahomed yang berasal dari Bengali, India. Ia merupakan seorang Muslim Bengali dari Bihar yang tiba di Brighton pada abad ke-18 melalui East India Company Dock.
Setelah sampai di sana, Mahomed kemudian membuka salon kecantikan Victoria, di mana sebagian besar masyarakat Inggris datang ke sana untuk melakukan pengobatan, tak terkecuali dengan perawatan rambut.
Bukan hanya warga biasa, bahkan Raja George IV dan Raja William IV pun melakukan perawatan dari Mahomed dengan menggunakan ramuan Chami (istilah Hindu untuk shampo).
Karena reputasi Mahomed cukup baik, ia semakin mendapat kepercayaan dari warga. Akhirnya, ia membuka cabang khusus untuk perawatan rambut dan mendapat predikat sebagai ahli shampo.
Tak hanya itu, Mahomed pun kemudian membuka warung kari di London yang disebut Hindustani Coffee House. Kini, restoran tersebut masih bisa ditemui di George Street, Westminster.

Raja Norman dari Arab
Pengaruh umat Islam terhadap Spanyol pada abad pertengahan telah banyak didokumentasikan dengan sangat baik. Namun sedikit orang yang tahu tentang apa yang terjadi beberapa ribu kilo meter, sebelah selatan barat pantai Iberia dari sekitar abad ke-11 dan seterusnya.
Di Italia, terdapat pulau kecil bernama Sisilia. Budaya di sana hampir sama seperti yang ada di Andalusia. Hanya saja, satu-satunya perbedaan di antara keduanya adalah tidak berada di bawah pemerintahan Muslim, tetapi sepenuhnya diperintah oleh Raja Norman Christian.
Salah satu alasan mengapa ini tidak terlalu tampak, mungkin karena kurangnya informasi terkait sejarah bangunan sisa peninggalan di sana, seperti di Spanyol ada Alhambra dan Cordoba Mezquita di Granada.
Namun, setelah Tharik Hussain melakukan perjalanan ke tetangga Spanyol, yakni Sardinia, telah ditemukan satu bangunan warisan seperti terselip di bukit taman yang mengelilingi kota Laconi, di wilayah Oristan. Yakni, terdapat reruntuhan sebuah istana yang hanya dikenal sebagai Kastil Aymerich.
Tharik mengaku, meskipun ia telah melakukan pencarian sebaik mungkin, tapi ia hanya mendapatkan informasi yang cukup sedikit. Bangunan misterius itu tidak menjelaskan apa pun kecuali sedikit coretan bertuliskan tanggal yang masih tersisa jelas dan lengkungan jendela di bangunan dengan pengaruh arsitektur Sisilia Islam. Sehingga, diduga Raja Norman memiliki 
keterkaitan dengan bangsa Arab.

Sheikh Dracula
Salah satu alasan banyak orang melakukan perjalanan ke negara Eropa Timur, adalah karena adanya pusat wisata Walt Disney di Florida. Tempat wisata itu, konon disetting oleh Bram Stoker yang terinspirasi dari Vlad III pada abad pertengahan dari keluarga 'Dracul' di Transylvania.
Namun, Tharik Hussain tidak yakin jika para wisatawan di sana telah mengetahui bahwa Vlad III benar-benar menguasai bahasa Arab. Ya, Dracula berasal dari bahasa Arab. Hal ini dibuktikan dengan seorang anak yang hafal Qur’an bernama Dracul.
Menurut buku-buku sejarah, ayah Vlad pernah mengirimkan dia dan saudaranya Radu ke pengadilan Ottoman di Istanbul, di mana mereka tinggal dengan khalifah Turki sebagai bagian dari 'sandera' perjanjian - semacam jaminan untuk Ottoman terhadap serangan atau pelanggaran perjanjian.
Dua anak laki-laki yang menjadi sandera itu, kemudian mendapat pengajaran seperti anak-anak Turki pada umumnya, yakni dididik dan diajar bahasa Arab dan Al Qur’an.
Setelah mereka kembali ke wilayahnya, dan menemui ayahnya (Vlad II) telah meninggal, Radu Dracul mengumumkan bahwa dirinya memeluk Islam dan bergabung dengan barisan Ottoman.

Tulisan Arab Latin
Untuk membuktikan adanya kaitan antara tulisan Arab dengan tulisan latin (Eropa), Tharik Hussain mempersilakan kita untuk sedikit berani melakukan perjalanan ke pulau Malta, negara paling selatan Eropa. Di sanalah kita akan menemukan warisan Islam yang tidak ada dalam buku.
Ketika sampai di sana, mintalah pada penduduk Maltese untuk menghitung satu sampai sepuluh. Anda akan mendengar apa yang diucapkan mulutnya itu hampir sama dengan bahasa Arab.
Untuk menyebut angka dua, anak-anak di sana mengucapkan 'tnej'n' (dua), yang  berarti sama dengan bahasa Arab.
Meskipun daerah itu dekat dengan Afrika Utara, di mana bahasa Arab digunakan secara luas, tapi di sana merupakan pulau kecil Italia yang ditempati oleh penduduk Malta, orang-orangnya disebut Maltase.
Maltese dalam dunia modern merupakan satu-satunya peninggalan berharga yang tersisa untuk menjelaskan bahwa di sana ada Siculo - Arab, bentuk Sisilia dari bahasa Arab yang berkembang pada masa dinasti Fatimiyah hingga periode Norman Arab (Maltese juga melingkupi Italia, Prancis dan Inggris).
Siculo - Arab di Sisilia benar-benar punah dan digantikan dengan Italia Sisilia. Hal ini membuat Malta dan orang-orang Maltese menjadi pemilik satu-satunya warisan hidup dari periode 'emas' Islam dari Sisilia yang telah disebutkan sebelumnya. Bahkan penduduk Siculo -Arab di Malteselingua Prancis mencapai antara 32 % hingga 40 %.
Ini membuktikan bahwa kita semua (Eropa dan Muslim) merupakan saudara jauh. Lantas, mengapa kita masih tampak enggan untuk saling berbagi pada saudara sendiri?

sumber: www.muslimvillage.com

You Might Also Like

0 komentar

Penggunguman

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Terimakasih Atas Kunjunagan Anda di Muslim-Magz.Blogspot.com Apa Bila Anda Mendapati Kekeliruan dalam Artikel-Artikel Blog Ini, Kami Memohon maaf sebesar-besarnya dan kami harap bisa di laporkan segera di Artikel Komentar Terkait

والسلام

About US

Alhamdulillah Blog sedrhana ini telah bisa diterbitkan, walaupun masih sangat banyak memilliki kekurangan di segi artikel maupun tampilan blog yang basih belum teratur, akan tetapi Insya Allah Kami akan terus memperbaiki blog ini sehingga bisa menjadi Real Portal Umat Muslim :)

Like us on Facebook